TEH
PENGOLAHAN DAN JENIS MUTU TEH
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia sinensis L) dari familiaTheaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Burma. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m tinggi. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemengkaan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas dau teh yang cukup banyak.

Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya secara menerus setelah umur 5 tahun. Dengan pemeliharaan yang baik tanaman teh dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun. Kebun-kebun teh karenanya perlu senantiasa memperoleh pemupukan secara teratur, bebas serangan hama penyakit tanaman, memperoleh pemangkasan secara baik, memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan setelah tanaman tehnya berumur 40 tahun ke atas.
Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah dengan ketinggian 200-2.000 m di atas permukaan laut. Di daerah-daerah yang rendah umumnya tanaman teh kurang dapat memberi hasil yang cukup tinggi. Tanaman teh menghendaki tanah yang dalam dan mudah menyerap air. Tanaman tidak tahan terhadap kekeringan serta menuntut curah hujan minimum 1.200 mm yang merata sepanjang tahun.
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik sekali dengan selang 7 sampai 14 hari, tergantung dari keadaan tanaman di masing-masing daerah. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menentukan mutu teh yang dihasilkannya. Dibedakan cara pemetikan halus (fine plucking) dan cara pewmetikan kasar (coarse plucking). Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh tenaga manusia, bahkan sebagian besar oleh tenaga-tenaga wanita. Untuk menghasilkan teh mutu baik perlu dilakukan pemetikan halus, yaitu: hanya memetik daun pucuk dan dua daun di bawahnya. Ada pula yang melakukan pemetikan medium, dengan juga memetik bagian halus dari daun ketiga di bawah daun pucuk. Pemetikan kasar sering pula dilakukan bebewrapa perkebunan (rakyat), yaitu: pemetikan daun pucuk dengan tiga atau lebih banyak daun di bawahnya, termasuk batangnya.
Perkebunan teh terpusat di dataran menengah dan tinggi di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan. Pada tahun 1990 luas perkebunan teh di Indonesia 129.500 ha. Produksi teh pada tahun 1998 mencapai 136.109 ton. Klasifikasi botani tanaman teh 

MANFAAT TANAMAN
Daun teh adalah bahan pembuat minuman teh yang populer di seluruh penjuru dunia. Air teh yang kita minum mengandung kafein, teofilin, vitamin A, B, C, zat yang tidak larut dalam air seperti serat, protein dan pati serta zat yang larut di dalam air seperti gula, asam amino dan mineral. Jadi selain sebagai minuman, teh juga mempunyai nilai gizi. Disamping itu teh juga bisa dijadikan obat yaitu sebagai antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida.
Daun teh barbau khan aromatik , rasanya agak sepet . Mengenai uraian makroskopiknya yaitu sebagai berikut:
  1. Helai daun dapat dikatakan cukup tebal, kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai panjang
  2. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua menjadi licin
  3. Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam
Kandungan zat pada daunnya 1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan sedikit minyak atsiri. Dalam penggunaan sebagai obat antidotum pada keracunan oleh logam-logam berat dan alkaloida, petiklah kuncup daun berikut 2-3 helai dau dibawahnya, digulung dan difermentasikan untuk kemudian diberikan pada penderita.



KELAPA SAWIT
Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi penting bagi pengembangan agrobisnis di Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi pemain terbesar kelapa sawit dengan menguasai pangsa pasar sekitar 45% dari total produksi CPO (crude palm oil) dunia. Dengan luas areal diperkirakan mencapai 7,82 juta hektare, produksi minyak mentah diharapkan dapat melebihi 22 juta ton dan lebih dari 16 juta ton akan diekspor ke mancanegara.
Dari total luas areal penanaman kelapa sawit tersebut, sebanyak 42,4% di antaranya merupakan perkebunan rakyat dengan sistem kemitraan. Sistem kemitraan kelapa sawit ini mulai menjamur di masyarakat karena terbukti menguntungkan. Pasalnya, terdapat jaminan penerimaan hasil panen pekebun oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Terlebih, adanya pabrik kelapa sawit skala kecil dengan kapasitas 30 ton/jam setidaknya membutuhkan suplai kelapa sawit dari lahan 6.000 hektare. Kondisi tersebut tentu membuka peluang usaha berkebun kelapa sawit skala kecil dengan modal lahan seluas 2—5 ha.

Pastikan Bibit Kelapa Sawit Berkualitas

  1. Pastikan bibit yang ditanam berasal dari benih bersertifikat yang dapat diperoleh dari instansi resmi yang mendapatkan izin untuk menjual bibit. Biasanya, benih dilengkapi dokumen-dokumen resmi seperti surat DO, surat daftar persilangan, dan surat tanda serah terima.
  2. Hindari penggunaan bibit asalan yang berasal dari jatuhan buah (kongkowak) atau bibit palsu. Pasalnya, umur produksi kelapa sawit sangat panjang sehingga dikhawatirkan penggunaan bibit asalan justru dapat menurunkan produksi kelapa sawit.
  3. Hitung jumlah kebutuhan bibit per hektare. Sebagai patokannya, dalam satu hektare lahan, dengan jarak tanam 9 x 9 meter, diperlukan bibit sebanyak 143 bibit ditambah bibit sulam seba-nyak 5% dari total kebutuhan bibit.
  4. Penanaman Bibit Kelapa Sawit Sesuai Prosedur

    1. Sebelum penanaman, tentukan titik tanam sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Umumnya, jarak tanam berukuran 9 x 9 meter dengan jumlah populasi 143 pohon/hektare. Jarak tanam bisa lebih rapat, asalkan pada 5—10 tahun dijarangkan agar produktivitas tanaman tetap optimal.
    2. Buat lubang tanam dua minggu sebelum penanaman pada titik tanam yang telah ditandai sebelumnya. Caranya, gali tanah hingga berukuran 60 x 60 x 60 cm.
    3. Dua minggu kemudian, tanam bibit di lubang tanam. Caranya, sobek polibag, lalu tempatkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam. Posisi bibit harus tegak lurus dan tidak boleh miring.
    4. Tutup lubang tanam menggunakan sisa tanah penggalian, lalu padatkan tanah di sekitar bibit agar tertanam kokoh.
    5. Buatkan piringan di sekitar titik tanam dengan cara membersihkan gulma atau tanaman pengganggu hingga radius 50 cm dari titik tanam.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif
-----WELCOME-----
Emas Gian. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Selamat Datang Di Bisinis Maju Terus

BTemplates.com

>EMAS GIAN FERNANDA PUTRA<

Popular Posts